Pemerintah akan terus memperkuat koperasi
sebagai lembaga pembiayaan alternatif bagi masyarakat, terutama kalangan
menengah ke bawah, melalui gerakan masyarakat sadar koperasi
(Gemaskop).
Melalui Gemaskop, kami akan
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berkoperasi. Selain itu
kami melakukan revitalisasi koperasi dari sisi kelembagaan dan usaha,"
kata Deputi I Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kementerian Koperasi
Setyo Heriyanto, kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (11/7).
Ia mencontohkan untuk merevitalisasi koperasi dari sisi kelembagaan, pihaknya melakukan pembinaan guna meningkatkan kemampuan lembaga alternatif pembiayaan itu, serta peningkatan penerapan akuntansi dan akuntabilitas. Koperasi, lanjut dia, juga didorong untuk berprestasi melalui berbagai lomba.
Yang tidak kalang penting, kata Setyo adalah, meningkatkan kepedulian dan keberpihakan pemerintah kabupaten dan kota terhadap koperasi serta melakukan pemeringkatan koperasi.
Sedangkan revitalisasi dari sisi usaha menurut dia, meliputi modernisasi koperasi melalui teknologi informasi, memfasilitasi hak atas kekayaan intelektual produk-produk yang dihasilkan koperasi serta mendorong instansi terkait untuk peduli pada koperasi.
"Semua itu kita lakukan untuk memperkuat koperasi sebagai lembaga alternatif pembiayaan," kata dia.
Setyo mengatakan saat ini terdapat 74.000 koperasi simpan pinjam termasuk unit permodalan yang melayani pembiayaan kepada masyarakat. Dari sisi permodalan, saat ini koperasi simpan pinjam memiliki aset sebesar Rp17 triliun.
Terapkan Manajemen Risiko
Pembiayaan
"Peran koperasi sebagai lembaga pembiayaan sudah berjalan dengan menerapkan aspek-aspek manajemen risiko pembiayaan," ujar dia.
Menurut dia, untuk meningkatkan manajemen risiko, koperasi telah menyisihkan sebagian dana cadangan dari sisa hasil usaha (SHU) untuk mengantisipasi apabila terdapat pembiayaan yang macet pembayarannya.
"Besaran dana cadangan yang disisihkan dari SHU persentasenya tentu beragam, ada yang satu persen, ada juga yang dua persen, yang terpenting koperasi harus memiliki manajemen risiko yang baik," kata dia.
Dia mengatakan saat ini Kementerian Koperasi juga telah melakukan pemeringkatan terhadap 54.000 koperasi, untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan masing-masing koperasi di bidang kelembagaan. "Pemeringkatan ini akan terus kami lakukan, untuk dapat memajukan koperasi," ujar dia.
Menurut dia tantangan koperasi saat ini, khususnya di sektor produksi, yakni untuk lebih meningkatkan efisiensi dan daya saing, dengan menciptakan produk yang murah namun berkualitas, agar mampu bersaing dengan produk lain.
Setyo mengatakan untuk memperingati Hari Koperasi 12 Juli, Kementerian KUKM akan memberikan penghargaan kepada koperasi berprestasi di seluruh Indonesia.
"Rencananya acara akan kami lakukan di Palangkaraya, Kamis. Di sana akan ada laporan dari Dewan Koperasi Indonesia dan penyerahan penghargaan. Puncak acaranya akan ditutup dengan pidato dari bapak Wakil Presiden Boediono," kata dia.
Ia mencontohkan untuk merevitalisasi koperasi dari sisi kelembagaan, pihaknya melakukan pembinaan guna meningkatkan kemampuan lembaga alternatif pembiayaan itu, serta peningkatan penerapan akuntansi dan akuntabilitas. Koperasi, lanjut dia, juga didorong untuk berprestasi melalui berbagai lomba.
Yang tidak kalang penting, kata Setyo adalah, meningkatkan kepedulian dan keberpihakan pemerintah kabupaten dan kota terhadap koperasi serta melakukan pemeringkatan koperasi.
Sedangkan revitalisasi dari sisi usaha menurut dia, meliputi modernisasi koperasi melalui teknologi informasi, memfasilitasi hak atas kekayaan intelektual produk-produk yang dihasilkan koperasi serta mendorong instansi terkait untuk peduli pada koperasi.
"Semua itu kita lakukan untuk memperkuat koperasi sebagai lembaga alternatif pembiayaan," kata dia.
Setyo mengatakan saat ini terdapat 74.000 koperasi simpan pinjam termasuk unit permodalan yang melayani pembiayaan kepada masyarakat. Dari sisi permodalan, saat ini koperasi simpan pinjam memiliki aset sebesar Rp17 triliun.
Terapkan Manajemen Risiko
Pembiayaan
"Peran koperasi sebagai lembaga pembiayaan sudah berjalan dengan menerapkan aspek-aspek manajemen risiko pembiayaan," ujar dia.
Menurut dia, untuk meningkatkan manajemen risiko, koperasi telah menyisihkan sebagian dana cadangan dari sisa hasil usaha (SHU) untuk mengantisipasi apabila terdapat pembiayaan yang macet pembayarannya.
"Besaran dana cadangan yang disisihkan dari SHU persentasenya tentu beragam, ada yang satu persen, ada juga yang dua persen, yang terpenting koperasi harus memiliki manajemen risiko yang baik," kata dia.
Dia mengatakan saat ini Kementerian Koperasi juga telah melakukan pemeringkatan terhadap 54.000 koperasi, untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan masing-masing koperasi di bidang kelembagaan. "Pemeringkatan ini akan terus kami lakukan, untuk dapat memajukan koperasi," ujar dia.
Menurut dia tantangan koperasi saat ini, khususnya di sektor produksi, yakni untuk lebih meningkatkan efisiensi dan daya saing, dengan menciptakan produk yang murah namun berkualitas, agar mampu bersaing dengan produk lain.
Setyo mengatakan untuk memperingati Hari Koperasi 12 Juli, Kementerian KUKM akan memberikan penghargaan kepada koperasi berprestasi di seluruh Indonesia.
"Rencananya acara akan kami lakukan di Palangkaraya, Kamis. Di sana akan ada laporan dari Dewan Koperasi Indonesia dan penyerahan penghargaan. Puncak acaranya akan ditutup dengan pidato dari bapak Wakil Presiden Boediono," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar